Penulis: Angger Putra Pratama, S.Gz., Dietisien
Protein merupakan salah satu zat gizi makro esensial yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Protein memainkan peran penting dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk pertumbuhan otot, perbaikan jaringan, produksi enzim, dan regulasi hormon. Namun, di tengah-tengah banyaknya informasi yang tersedia, pasti Striveans pernah menemui banyak kesalahpahaman atau mitos tentang protein. Nah, di artikel ini, yuk kita bongkar beberapa kesalahpahaman umum seputar protein dan tentunya juga akan kita bahas faktanya berdasarkan bukti ilmiah yang akurat.
Mitos 1: Protein hanya diperuntukkan untuk atlet atau olahragawan.
Fakta 1: Memang benar kalau peran protein itu penting untuk meningkatkan dan menjaga massa otot yang seringkali dihubungkan dengan atlet atau olahragawan. Namun, protein tidak hanya dibutuhkan untuk atlet atau olahragawan saja, melainkan dibutuhkan semua orang, semua manusia yang masih hidup. Protein merupakan salah satu kebutuhan dasar karena memainkan peran – peran esensial untuk tubuh agar dapat bekerja dan berfungsi dengan normal. Selain itu, jika kita telaah dari namanya, istilah protein berasal dari bahasa yunani, yaitu proteios yang artinya “yang utama” atau “yang terdepan”. Jadi dari asal istilah proteinnya saja kita sudah tau kalau kita semua tidak boleh kekurangan zat gizi yang satu ini. Protein menyusun hampir seluruh bagian tubuh manusia dari ujung rambut hingga ujung kuku. Protein dibutuhkan di seluruh tahap kehidupan manusia mulai dari janin, bayi, anak – anak, remaja, ibu hamil, ibu menyusui, dewasa, hingga lansia. Di setiap daur kehidupan manusia, kebutuhan protein akan berbeda – beda dan juga dipengaruhi oleh hal – hal lain seperti gaya hidup dan perubahan kondisi fisiologis maupun kesehatan.
Mitos 2: Terlalu banyak protein atau diet tinggi protein dapat merusak ginjal.
Fakta 2: Pada individu dengan ginjal yang sehat, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa asupan protein tinggi dapat merusak fungsi ginjal. Untuk individu sehat tersebut, mengonsumsi protein tinggi dalam batas wajar dan disesuaikan dengan kebutuhan misal adanya aktivitas fisik dan olahraga biasanya tidak menimbulkan masalah. Namun, untuk individu yang sudah memiliki riwayat masalah ginjal sebelumnya maka harus berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional untuk menyesuaikan kebutuhan protein.
Mitos 3: Lebih banyak protein sama dengan lebih banyak otot.
Fakta 3: Meskipun protein sangat penting perannya untuk pertumbuhan dan perbaikan otot, mengonsumsi protein dalam jumlah yang berlebihan melebihi kebutuhan tubuh belum tentu mengarah pada peningkatan massa otot. Hanya berfokus pada asupan protein saja dapat berisiko mengorbankan zat gizi penting lainnya yang sebenarnya juga berperan penting untuk pertumbuhan dan perbaikan otot. Tetap konsumsi protein berdasarkan rekomendasi sesuai dengan kebutuhan tubuh juga memperhatikan zat gizi penting lainnya dalam pola makan yang baik serta pola latihan yang terprogram untuk mengoptimalkan pertumbuhan massa otot.
Mitos 4: Kita lebih membutuhkan protein hewani untuk memaksimalkan pertumbuhan otot.
Fakta 4: Jika total asupan protein harian sudah tercukupi, berasal dari sumber protein hewani maupun nabati sama – sama dapat memaksimalkan pertumbuhan massa otot. Selain itu, meskipun makanan sumber protein nabati tertentu mungkin kekurangan asam amino tertentu, menggabungkan sumber protein nabati yang berbeda dalam makanan yang sama dapat dengan mudah memberikan profil asam amino yang lebih lengkap.
Mitos 5: Tubuh hanya dapat mencerna sejumlah X gr protein dalam setiap kali konsumsi.
Fakta 5: Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang kompleks dan bisa dikatakan sebagai “mesin” paling adaptable. Mengkonsumsi protein dalam jumlah yang besar dalam sekali konsumsi akan tetap diserap oleh tubuh dan tidak akan sia – sia. Sampai saat ini, referensi menyebutkan tidak ada batasan tertentu jumlah protein dapat dicerna tubuh dalam setiap sekali makan. Konsumsi 20 – 40 gr protein pada setiap kali waktu makan dianggap cukup untuk memaksimalkan sintesis protein otot dan juga membaginya ke beberapa frekuensi waktu makan. Namun demikian, mencukupi total asupan protein harian tetapah prioritas utamanya.
Kesimpulan: Protein sangat penting untuk berbagai fungsi fisiologis tubuh. Dengan memahami fakta dan menghilangkan mitos seputar protein, setiap orang dapat membuat pilihan makanan yang tepat untuk mendukung kesehatan, kebugaran, dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Konsumsi protein sebagai komponen penting dalam diet gizi seimbang, dan rasakan manfaatnya dalam mengoptimalkan kesehatan dan kebugaran tubuh secara keseluruhan
Perlu diingat: Konsultasikan dengan ahli gizi dietisien atau tenaga kesehatan profesional untuk menentukan kebutuhan protein Striveans dan mendapatkan personalized meal plan yang disesuaikan dengan kondisi individu masing – masing guna memastikan kamu memenuhi kebutuhan gizi untuk kesehatan yang optimal.
Referensi
Aragon, A. (2021) Protein: All of Your Burning Questions Answered. 1st ed. Los Angeles. Tersedia pada: https://alanaragom.com/books.
Devries, M. C., Sithamparapillai, A., Brimble, K. S., Banfield, L., Morton, R. W., & Phillips, S. M. (2018). Changes in kidney function do not differ between healthy adults consuming higher-compared with lower-or normal-protein diets: a systematic review and meta-analysis. The Journal of Nutrition, 148(11), 1760-1775.
Hevia-Larraín, V., Gualano, B., Longobardi, I., Gil, S., Fernandes, A. L., Costa, L. A., ... & Roschel, H. (2021). High-protein plant-based diet versus a protein-matched omnivorous diet to support resistance training adaptations: a comparison between habitual vegans and omnivores. Sports Medicine, 51, 1317-1330.
Schoenfeld, B. J., & Aragon, A. A. (2018). How much protein can the body use in a single meal for muscle-building? Implications for daily protein distribution. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 15(1), 10.